[Piece of Life] Say Sorry or Thank You?

By Lutfiarani Safitri - April 12, 2016




Ada seorang teman saya, sebut saja A. Si A ini baik sekali sebetulnya sifatnya, bahkan saking baik hatinya dia sering meminta maaf untuk segala sesuatu. Jika kami membantu, dia akan meminta maaf karena telah merepotkan, jika kami kelupaan tentang suatu acara, dia meminta maaf karena tidak memberitahu, bahkan jika ada salah satu dari kami yang berbuat salah, dia meminta maaf karena tidak mengingatkan kami sebelumnya. Hmm.

Lama –lama saya bosan mendengar permintaan maaf si A ini. Bukannya senang dengan permintaan maafnya, saya jadi gemas. Saya sendiri merasa jika permintaan maaf si A atas hal-hal tersebut bukannya menjernihkan keadaan justru membuat kami-yang dimintai maaf- menjadi tidak enak, segan, bahkan merasa bersalah.

Sebenarnya memang sudah seharusnya orang meminta maaf untuk kesalahan yang diperbuat, tapi jika kata-kata “maaf ya” sudah terlalu sering diucapkan untuk sesuatu yang sebenarnya bukan kesalahan, justru menurut saya permintaan maaf itu akan kehilangan maknanya.

Saya sendiri, saat saya membantu orang lain, saya lebih senang mendengar kata “terima kasih sudah membantu” yang disertai senyuman daripada “maaf ya sudah merepotkan”, dengan raut wajah penyesalan. Ya, kata terima kasih bisa menjadi bentuk apresiasi atas apa yang sudah diperbuat orang lain. Siapa sih yang tidak suka diapresiasi?

Tapi bukan berarti maaf tidak penting, meminta maaf untuk kesalahan itu sangat tepat dilakukan, karena itu menunjukkan kalau kita mengakui telah membuat kesalahan, sedangkan ucapan terima kasih juga penting untuk mengapresiasi hal baik yang orang lakukan terhadap kita. Saya sendiri perlu lebih banyak berlatih untuk kapan menggunakan kata maaf dan kapan harus berterimakasih.

Kalau kamu menurutmu lebih baik meminta maaf atau berterimakasih?


Salam Hangat :) 

  • Share:

You Might Also Like

0 Comments